:: Cintailah Produk Indonesia dan hargai hasil karya intelektual::

Minggu, 24 Mei 2009

Jeritan dan Tangis

Elit Politik selalu menggunakan kata demi rakyat, dan untuk rakyat, kesejarteraan rakyat dan keadilan rakyat, itu dan itu yang selalu di gembor-gemborkan oleh mereka.

Musin di indonesia bertambah kali ini, biasanya kita mengenal dua musim yaitu :
1. Kita mengenal musim hujan.
2. Kita mengenal musim kemarau.
Tapi itu ketika Bmg bisa memperkirakannya. Untuk era baru era keterbukaan sekarang bertambah lagi musim dindonesia menjadi musim pemilu. dimana semua masyarakat terlibat dan dilibatkan karena hanya suara mereka yang diinginkan oleh elit politik.
Antusiasme masyarakat menjadi tolak ukur keberhasilan setiap partai, sebuah fenomena ini sudah menjadi trend di negara ini. Terjadi penjualan yang dengan melibatkan tim sukses atau kita sebut saja marketer, marketer yang handal akan mengakibatkan terjualnya beberapa produk dan akhirnya mendapatkan untung besar.
Komoditi yang dijual adalah janji manis yang mereka tawarkan dengan berbagai macam cara baik itu yang sportif ataupun tidak, bahkan bila kurang sedap tak jarang mereka menambahi bumbu penyedap agar tercipta nilai dan citarasa tersendiri.
Lalu pertanyaan yang mendasar adalah apakah setelah kita membeli kenikmatan itu semuanya akan merasakan kembali kenikmatan yang sama ?
Setiap elit politik akan selalu tidak mati gaya dalam membuat terobosan yang menarik demi mendapatkan kepercayaan dari rakyat yang selalu jadi jargon mereka. Elit Politik selalu menggunakan kata demi rakyat, dan untuk rakyat, kesejarteraan rakyat dan keadilan rakyat, itu dan itu yang selalu di gembor-gemborkan oleh mereka. sebenarnya untuk membangun pola pikir rakyat mereka tidak perlu susah-susah untuk selalu mengelabui, yang harus mereka buktikan adalah eksistensi dalam implementasi sebagai wakil rakyat.
Untuk membuat sejahtera rakyat apakah perlu kekerasan dengan dilakukan pembersihan tempat mereka yang dianggap sebagai sampah masyarakat, sebagai sesuatu yang dianggap tidak penting takala selesai mereka perbincangan dalam berbagai pertemuan. apakah tidak ada jalan yang lebih radikal dengan melakukan pembunuhan secara langsung terhadap mereka, toh bagi mereka ketika digusur dengan paksa, dan diterlantarkan tanpa diberikan jaminan sesuai Konstitusi yang berlaku, itu sudah merupakan pembunuhan atau perampasan hak hidup, hak untuk hidup dibumi ini.