:: Cintailah Produk Indonesia dan hargai hasil karya intelektual::

Kamis, 15 Oktober 2009

Pedagang Asongan dan Permasalahanya.

Kalo rekan-rekan suka naek bis, pasti rekan-rekan sudah terbiasa yang namana pedagang asongan. Mereka biasanya menjajakan berbagai macam barang baik itu dari makanan ataupun barang lainnya. Untuk hal ini saya mau fokus terhadap barang makanan.Sering kita jumpai berbagai jenis makanan yang telah di kemas dengan seindah mungkin bahkan di buat seperti aslinya. Ini bentuk suatu kreatifitas, dimana mereka membungkus makanan itu dengan rapih bahkan dikasih lebel.. entah itu Asli dari BPOM atau bikin sendiri. Permasalahannya BPOM tidak peduli karena menurut mereka mungkin itu hanya sebagian kecil yang tidak akan berakibat besar. Disatu sisi itu adalah lahan untuk berwirausaha/ lapangan kerja dan sudah menjadi mata pencaharian mereka. Sulit sekali membedakan mana yang benar-benar terjamin (dikategorikan seteril) dari setiap yang dijajakan, Yang takut dikhawatirkan ini bisa menimbulkan modus baru.. dimana bisa saja mereka meracuni kita dengan perlahan-lahan dikarenakan mereka pura-pura tidak tahu atau memang sama sekali ga tahu? Banyak sekali penyakit yang bisa ditimbulkan oleh jajanan di luaran. Harusnya pedagang asongan ini dirangkul oleh pihak yang terkait dengan kesehatan pangan dan gizi agar diberikan pelatihan bagaimana cara yang bagus untuk mengelola makanan sehat dan bergizi. Jangan hanya di pandang sebelah mata. Mereka bisanya hanya di gusur dan diteribkan bukan dibina, mereka itu adalah kewajiban pemerintah sesuai dengan UUD 1945 pasal 34 ayat 1 "Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara" Maka dari itu bersatu dalam menyelesaikan sengketa lahan penghasilan jangan karena alasan ketertiban dan kenyamanan kota mereka ditertibkan. KIta juga harus melihat dia melakukan itu semua hanya karena keadaan terdesak. Sulitnya lahan pekerjaan menjadi faktor yang paling utaman bahkan budaya KKN udah menjadi budaya kita. Apakah kita lanjutkan atau kita habis kikis satu persatu. Mudah-mudahan saya berharap kepada Pemerintahan yang baru ini yang telah berhasil memenangkan pemilu dan menjadi Presiden Kita bisa Arip dan bijaksana dalam menyikapi anak buahnya yang semena-mena terhadap kaum marginal (kaum tersisihkan). Selamat Kepada Bpk.SBY dan Jajarannya atas keberhasilannya menduduki kursi kepresidenan kembali dan Saya tunggu gebrakan-gebrakan baru. Untuk mensukseskan adil dan makmur serat berpedoman pada visi mencerdaskan kehidupan bangsa. Selamat berjuang Bpk. Susilo Bambang Yudoyono. Kami tunggu Strategi Bapak. Terimakasih

Minggu, 24 Mei 2009

Jeritan dan Tangis

Elit Politik selalu menggunakan kata demi rakyat, dan untuk rakyat, kesejarteraan rakyat dan keadilan rakyat, itu dan itu yang selalu di gembor-gemborkan oleh mereka.

Musin di indonesia bertambah kali ini, biasanya kita mengenal dua musim yaitu :
1. Kita mengenal musim hujan.
2. Kita mengenal musim kemarau.
Tapi itu ketika Bmg bisa memperkirakannya. Untuk era baru era keterbukaan sekarang bertambah lagi musim dindonesia menjadi musim pemilu. dimana semua masyarakat terlibat dan dilibatkan karena hanya suara mereka yang diinginkan oleh elit politik.
Antusiasme masyarakat menjadi tolak ukur keberhasilan setiap partai, sebuah fenomena ini sudah menjadi trend di negara ini. Terjadi penjualan yang dengan melibatkan tim sukses atau kita sebut saja marketer, marketer yang handal akan mengakibatkan terjualnya beberapa produk dan akhirnya mendapatkan untung besar.
Komoditi yang dijual adalah janji manis yang mereka tawarkan dengan berbagai macam cara baik itu yang sportif ataupun tidak, bahkan bila kurang sedap tak jarang mereka menambahi bumbu penyedap agar tercipta nilai dan citarasa tersendiri.
Lalu pertanyaan yang mendasar adalah apakah setelah kita membeli kenikmatan itu semuanya akan merasakan kembali kenikmatan yang sama ?
Setiap elit politik akan selalu tidak mati gaya dalam membuat terobosan yang menarik demi mendapatkan kepercayaan dari rakyat yang selalu jadi jargon mereka. Elit Politik selalu menggunakan kata demi rakyat, dan untuk rakyat, kesejarteraan rakyat dan keadilan rakyat, itu dan itu yang selalu di gembor-gemborkan oleh mereka. sebenarnya untuk membangun pola pikir rakyat mereka tidak perlu susah-susah untuk selalu mengelabui, yang harus mereka buktikan adalah eksistensi dalam implementasi sebagai wakil rakyat.
Untuk membuat sejahtera rakyat apakah perlu kekerasan dengan dilakukan pembersihan tempat mereka yang dianggap sebagai sampah masyarakat, sebagai sesuatu yang dianggap tidak penting takala selesai mereka perbincangan dalam berbagai pertemuan. apakah tidak ada jalan yang lebih radikal dengan melakukan pembunuhan secara langsung terhadap mereka, toh bagi mereka ketika digusur dengan paksa, dan diterlantarkan tanpa diberikan jaminan sesuai Konstitusi yang berlaku, itu sudah merupakan pembunuhan atau perampasan hak hidup, hak untuk hidup dibumi ini.



Minggu, 26 April 2009

Andai itu Wanita tahu perasaan Aku.!?

Awalna engga sengaja, waktu itu abis maghrib aku pulang dari kantor menuju kerumah. Perjalanan dari kantor kerumah memerlukan waktu yang begitu lama, sekitar 2 jam itu juga kalo engga macet. Sesampainya di perapatan cileungsi aku turun dan naik mobil angkot. Tiba-tiba di dalam mobil angkot itu aku ketemu wanita berjilba menggunakan baju berwarna merah jambu. Subhanaallah..didalam hati ini berkata. Aku coba memandang eh dia balik memandang. Waduh..deg..degan jantungku, napa aku engga bisa bertanya?..malah terkesima melihat wajahnya yang sangat mempesona. Aku coba melirik lagi. Siapa tahu aku ada celah untuk menyapa. Tiba-tiba dia menatapku lg dengan sangat mendalam. Waduh..aku makin engga karu-karuan, bingung, serbasalah. Aku lihat dia malah tersenyum. Aneh kaliya ada pria kayak gitu. Dalam benakku. Didalam angkot itu ada 5 penumpang wanita itu dia yang ,keempatnya pria. Sampai dibaygon
(Nama tempat) turun kedua pria. Nah ini kesempatanku untuk berkenalan pikirku. Baru aku siapkan mental untuk mencoba memberanikan diri, dia tersenyum lagi..ya aku jadi down lagi karena salah tingkah. Ya Tuhan tolonglah hambamu ini dari ketidak berdayaan. Gumamku. Aduh bagaimana ini sebentar lagi, tujuanku selesai tapi aku belom kenalan bahkan namanya saja aku belum tahu..tak lama kemudian kiri Pa jawabku. Sambil kuberikan ongkos angkot kupandang dia untuk yang kesekian kali agar kelak ketemu aku bisa menegurnya untuk berkenalan. Terimakasih..Tuhan..aku masih dipertemukan dengan wanita muslimah yg mempesona.

Sabtu, 31 Januari 2009

Curhatan....Ah.

Akhirnya ... selesai juga, penantian yang begitu panjang dan memakan waktu pikiran dan lain sebagainya. Dan hasilnya 0 besar. alias enggak lulus hiks.....hiks. Bingung mana duit dah abis jutaan buat ikutan PKPA terus ikutan Ujian dah gitu nunggu ampe bulak-balik warnet. Yah gpp mungkin Peradi mang sisitemya seperti itu kali ya ?

Belum juga hasil dari nilai yang ga secara terbuka ?
Adanya sisitem Nepotisme ?
atau Korupsi he..he.

Saya amati dari berapa kali ujian saya cek hasilnya Mayoritas adalah mohon maaf(suku batak) yang 100 % lulus. Terus kurangnya kerjasama peradi dalam hal memberikan informasi secara akurat.

Dan pengumuman yang memakan waktu ? yang dalam hal ini terjadi deal or no deal di para pengurus bahkan para peserta. Atau mungkin Nama dan no sudah tertera ketika pendaftaran ujian. ??

Saya bukanlah kalangan Pengusaha, Pegawai Negri atau yang banyak duit dah. Saya hanyalah seorang manusia yang ingin mengabdikan diri kepada Negara dalam hal ini dengan jalan menjadi Advocat agar bisa membantu Rakyat yang dibawah garis kemiskinan, dimana mereka sangat sekali membutuhkan uluran tangan (bantuan) berupa Perlindungan hukum dari para penegak hukum.

Namun dengan adanya UU No 18 /2003 semuanya serba komersil. bayangkan untuk jadi advokat di Peradi harus merogoh kocek yang tidak begitu kecil untuk ukuran saya dan itu belum pasti lulus. ???

Apakah dalam hal ini peradi tidak mempunyai rasa kemanusiaan sedikit aja. dengan diadakannya misal : Her atau apa lah bentuknya yang jelas dari PKPA aja itu sudah membuktikan bahwa untuk menjadi advokat yang payung pelindungnya adalah Peradi sangat.....Mahal harganya bahkan tidak terjangkau.

Ini bukan memojokan Peradi. Inti dari tulisan ini hanyalah jeritan si Peserta Ujian Profesi Advokat yang diadakan oleh Peradi.

Semoga saja tahun depan saya akan tidak salah dalam memilih Payung Hukum.
Bagi saya orang tidak mampu saya akan mencoba untuk bisa aktif di Payung HUkum yang lain sebagai bentuk keseriusan saya dalam hal mewujudkan cita² saya untuk membantu Orang kecil seperti saya dalam menghadapi kasus hukum yang melibatkan penguasa.

sekali lagi mohon maaf atas tulisan ini.
Selamat tinggal Peradi .. Selamat datang Payung Hukum yang baru.
(Jeritan Peserta Yang ingin Menjadi Advokat)

Hasil Ujian PKPA 6 Desember 2008

Peserta Yang lulus Ujian Profesi Advokat
Tanggal 6 Desember 2008
Diseluruh Indonesia


Banda Aceh
Jakarta
Padang
Samarinda
Bandar Lampung
Jayapura
Palembang
Semarang
Bandung
Makassar
Palu
Surabaya
Banjar Masin
Manado
Pekanbaru
Yogyakarta
Denpasar
Medan
Pontianak


Selamat Buat Semunya yang telah lulus.